Listrik Gantikan Getah Damar di Desa Waengapan

dok : www.esdm.go.id

Desa Waengapan Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku dihuni oleh 276 jiwa dengan mata pencaharian utama menyuling kayu putih dan berkebun. Beberapa diantaranya hidup tersebar di perbukitan. Untuk bisa sampai ke desa Waengapan dibutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari Bandar Udara Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Jalan menuju desa ini cukup berliku dengan tanjakan dan turunan yang cukup tajam. Tiga kilometer menuju Waengapan jalan masih tanah merah belum beraspal sehingga jika hujan turun maka jalan akan sulit untuk dilalui.

Warga Waengapan sebelumnya menggunakan penerangan berasal dari getah pohon damar . Getah tersebut didapat dari Gunung Biru yang berjarak sekitar 20 kilometer dari desa dengan waktu tempuh dua hari dua malam. Getah tersebut dimasukan kedalam ruas bambu dan kemudian dibakar, sebagai mana layaknya obor. Penerangan yang dihasilkan dari getah damar ini bertahan hanya sebentar karena cepat meleleh tidak seperti lilin asapnya juga perih ke mata dan hitam ke langit langit.

Agar masyarakat desa Waengapan mendapat penerangan yang lebih baik sebanyak 100 paket lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dibagikan kepada warga desa Waengapan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Paket tersebut berisi panel tenaga surya berkapasitas 30 watt peak, empat unit lampu, dan kabel. Selain untuk penerangan LTSHE listrik dari panel tenaga surya bisa dipakai untuk mengisi ulang telepon seluler.

Kepala Unit Pengendalian dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (UP3I) pada Kementerian ESDM Simon Laksmono Himawan mengatakan, program ini dibiayai APBN dan merupakan bagian dari pra elektrifikasi.

"Untuk sementara,kami hanya bisamemberikan lampu tenaga surya sebagai ganti getah damar. Menurut rencananya, setidaknya dalam waktu tiga tahaun ke depan akan masuk aliran listrik dari PLN jadi nanti akan mendapatkan listrik secara penuh 24 jam," ujar Simon.

sumber : www.esdm.go.id

Share this post